AULA SALIB SUCI Nias Barat di Mandrehe

PENERIMAAN SAKRAMEN KRISMA & PEMBERKATAN AULA SALIB SUCI

oleh Mgr. Dr. Ludovicus Simanullang OFM cap.

Paroki Salib Suci Nias Barat Mandrehe Keuskupan Sibolga

Minggu, 8 Juni 2008

mandrehe0Seruan membahana dari sang konduktor saat memimpin para penari menandai dimulainya ritus perarakan perayaan Penerimaan Sakramen Krisma dan Pemberkatan Aula Salib Suci di Paroki Salib Suci Nias Barat pada hari Minggu 8 Juni 2008. Keseluruhan rangkaian perayaan liturgi pada pagi ini berlangsung dalam aroma kental etnik Nias. Para penari “Maena” (tarian yang mengandung unsur kegembiaraan dalam kebersamaan) tampil bersahaja dengan busana adat penuh kemilau. Mereka meliuk-liuk, berderap menghentak bumi untuk membuka jalan bagi barisan para “jenderal perang”, Mgr. Dr. Ludovicus Simanullang OFM Cap. dan para imam selebran lainnya.

Secara simbolik perayaan dibuka dengan upacara pemotongan pita oleh para donatur yang diwakili oleh Pst. Purwo OSC. Selanjutnya Bapa Uskup membuka pintu utama Aula Salib Suci dan menyerahkan kunci aula tersebut kepada Pst. Mathias Kuppen OSC sebagai pastor kepala paroki. Masih dalam tata upacara pembukaan, setelah aula dibuka secara resmi, rombongan petugas liturgi yang dipimpin oleh para penari melanjutkan “perjalanan” menuju altar. Ritual persiapan pun tak berhenti hingga Bapa Uskuptiba di singgasana yang telah disediakan.

mandrehej1Dalam homilinya, Bapa Uskup mengajak umat untuk bersyukur dan berterimakasih kepada Tuhan atas dilangsungkannya tiga perayaan sekaligus pada hari ini, yakni pemberkatan aula paroki, penerimaan sakramen krisma dan Perayaan Ekaristi yang berlangsung anggun, artistik dan dalam suasana yang tenang. Bapa Uskup juga mengajak umat untuk berterimakasih atas kebaikan para donatur yang dengan tulus ikhlas menghadiahkan aula ini kepada umat Paroki Salib Suci Nias Barat. Sebagai ungkapan terimakasih umat, Bapa Uskup mengingatkan umat, agar aula ini sungguh dimanfaatkan dengan baik dan berdayaguna, juga agar selalu diperlihara dengan penuh tanggungjawab.

mandrehe3Hal senada ditegaskan lagi oleh beliau dalam acara ramah tamah dengan umat, yakni agar umat Paroki Nias Barat berbangga diri karena memiliki aula yang sangat bagus. Dalam rangka itu, Mgr. Simanullang, begitu beliau disapa, menegaskan kembali arti pentingnya kehadiran para pastor Ordo Salib Suci (OSC) di wilayah keuskupan yang dipimpinnya. Kehadiran para Krosier itu ditandai, antara lain, lewat pembangunan umat, baik secara fisik maupun secara spiritual di paroki salib Suci ini.

Perayaan ini memang tak lepas dari “warna” Nias. Tarian dan gerak gestural lainnya selalu mengiringi alunan perayaan, baik dalam ritus perarakan masuk, perembahan, dan ritus penutup upacara liturgi. Usai perayaan liturgi Bapa, pastor kepala Paroki Salib Suci Nias Barat, Pst. Mathias Kuppen OSC, dan utusan Ordo Salib Suci, Pst Purwo OSC (yang mewakili Propinsial dan donatur) didaulat ke depan, menerima karangan bunga, disambut, dan diberi penghormatan khusus melalui ritual adat yang berlangsung meriah. Seperti biasa terjadi setiap perayaan besar seperti yang berlangsung hari ini, tarian Maena tak pernah absen. Bukan saja kaum muda atau kaum bapa, para ibu juga turut naik panggung, menari dan menyanyi dengan penuh semangat.

mandrehe5Pst. Purwo OSC, yang mewakili propinsial Ordo Salib Suci dan para donatur dari Bandung yang berhalangan hadir, mengawali sambutannya dengan menjelaskan alasan ketidakhadiran para donatur. Sejalan dengan Bapa Uskup, Pastor yang pernah bertugas di Paroki alib Suci Nias Barat ini mengingatkan kembali visi dan misi para donatur dalam persansertanya membantu pembangunan Aula Salib Suci ini. Dan oleh karenanya ia mengajak agar aula ini dipergunakan sebaik mungkin, baik untuk kegiatan pastoral maupun kegiatan kemasyarakatan. Selanjutnya, Pst. Mathias Kuppen OSC, sebagai pastor kepala paroki, menekankan pentingnya pemeliharaan dan efektivitas penggunaan Aula Salib Suci yan baru saja diberkati. Pastor yang selalu dipanggil oleh umat di Pulau Nias dengan sebutan amada kafalo ini kembali mengingatkan umat untuk bersyukur kepada Tuhan atas kebaikanNya melalui para donatur yang telah menyumbangkan dana untuk pembangunan aula ini. Para donatur yang dimaksud adalah Universitas Katolik Parhyangan Bandung, Ordo Sanctae Crucis (OSC) Bandung, Keuskupan Bandung, Keuskupan sibolga, Ordo Santa Ursula (OSU) Bandung, Keuskupan Roermond Belanda dan penderma-penderma melalui misi prokur. Bentuk ungkapan syukur dan terimakasih itu adalah dengan cara memanfaatkan Aula Salib Suci dengan baik untuk pengembangan paroki. Pastor yang sangat dicintai umat ini juga memuji kinerja panitia yang menurutnya bekerja dengan sungguh-sungguh, termasuk dalam mempersiapkan sebanyak 175 orang krismawan/wati.

Sebagai ketua panita, Fr. Martua Dominikus Sidauruk OSC, mewakili umat berterimakasih atas kesediaan Bapa Uskup memberkati Aula Salib Suci ini dan atas peranserta para anggota panita dan umat dalam perayaan agung ini. Menurut Frater yang sedang menjalani Tahun Orientasi Diakonat (TOD) ini, keseluruhan acara berlangsung dengan baik, cukup tertib, panitia bekerja dengan baik, makanan cukup.

Ruang Aula Salib Suci yang pada hari ini diberkati terdiri dari ruang utama, kamar mandi/toilet, ruang untuk pertemuan kecil, kursi, dapur, kantor paroki, ruang akomodasi para tutor dan tempat bermalam para peserta (pelatihan, retret, rekoleksi, rapat, dll). Gedung aula ini juga letaknya sangat strategis, berada tepat di belakang gereja paroki. Ya’ahowu !

sumber http://cius.vox.com

7 Tanggapan

  1. Inilah gedung yang mewah yang ada di kecamatan Mandrehe, sangat membanggakan !

    Maju terus bersama masyarakat Mandrehe

  2. Hai… Saudara. Aku ingat, dulu tinggal di Mandrehe….. Dirumah My Mendefa setetangga dgn AULA KATOLIK
    Tks ya.. salam buat semuanya disana.

  3. gedung mewah….so orang2nya juga harus mewah di dalam Tuhan…GB us!!!

  4. bagus banget ya?
    nias selalu kuingat tiap saat.
    i love nias.

  5. nias sekarang mulai berkembang. saya senang melihatnya dan membuat saya betah untuk tinggal bersama kalian. sukses buat kalian semuanya yang telah mengambil bagian di dalamnya untuk menumbuhkan benih panggilan dihati pemuda dan pemudi di sana, karena kekurangan tenaga imam.

  6. Hidup adalah Misteri. Bagaimana mungkin anak seorang petani miskin dapat mencicipi dunia pendidikan modern hingga kota besar seperti Bandung, Jabar. Tapi itulah hidup yang serba misteri, kata orang bijak. Di zaman modern ini, siapa saja dapat mencicipi dunia pendidikan yang bagus. Entah ia anak seorang petani miskin. Atau anak seorang kaya yang berkelimpahan. Kita di zaman ini, yang menentukan keberhasilan kita, bukanlah karena kita anak seorang kaya, anak orang mampu, atau anak kaum bangsawan. Tapi, lebih pada usaha, keterampilan, dan kerja keras kita

  7. maunya nias barat jangan hanya sampai di sini saja.

Tinggalkan komentar